"Mahasiswa KKN Undip Dorong Pemanfaatan Limbah Organik untuk Pemberdayaan Embung Kedung Watu"
Guna meningkatkan kualitas air dan populasi ikan di Embung Kedung Watu, Stevani Dwi Sesawati, mahasiswa Manajemen dan Administrasi Logistik dari Tim 1 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) memperkenalkan penggunaan dan pembuatan eco-enzyme pada Kamis (23/01/2025) di kediaman Ketua RT 04 Kedungdowo, Desa Girimargo, Kec. Miri, Sragen.
Stevani mengedukasi peserta mengenai pengolahan limbah organik menjadi eco-enzyme, cairan hasil fermentasi yang memiliki berbagai manfaat, seperti pupuk organik, bahan pembersih alami, hingga penjernih air. Bahan utama pembuatan eco-enzyme meliputi sampah organik rumah tangga (kulit buah, sisa sayuran), air, dan gula merah.
Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Desa Girimargo yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Embung Kedung Watu menawarkan kolam pemancingan yang menarik perhatian wisatawan lokal dan luar daerah. Namun, operasional kolam menghadapi tantangan berupa limbah organik, seperti sisa pakan ikan dan tumbuhan mati, yang dapat mencemari lingkungan bila tidak dikelola dengan baik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, para pengelola kolam rutin menguras air embung sesuai jadwal. Namun, air sisa pengurasan yang terbuang menjadi persoalan lain. Melihat peluang ini, Stevani memberikan pelatihan pembuatan eco-enzyme untuk memanfaatkan limbah tersebut sebagai produk ramah lingkungan.
Pelatihan dimulai pukul 09.00 WIB pagi dengan sesi pengenalan dasar eco-enzyme, mulai dari manfaat hingga bahan-bahan yang digunakan, seperti kulit buah naga, jeruk, sisa sayuran, dan gula merah. Stevani juga menjelaskan proses fermentasi yang menghasilkan cairan eco-enzyme dengan banyak kegunaan, termasuk menjaga kualitas air kolam.
Setelah sesi teori, peserta diajak mempraktikkan langsung pembuatan eco-enzyme. Stevani menunjukkan langkah-langkah pembuatan, cara mencampur bahan dengan takaran yang tepat, serta teknik penyimpanan agar fermentasi berhasil. Tips penting, seperti menghindari penggunaan sisa makanan basah dan menyimpan eco-enzyme di tempat sejuk, turut disampaikan.
Selain itu, peserta menerima produk eco-enzyme siap pakai untuk langsung diterapkan di Embung Kedung Watu. Antusiasme peserta terlihat dari interaksi aktif selama sesi tanya jawab terkait manfaat dan aplikasi eco-enzyme.
Pelatihan ini tidak hanya bertujuan mengurangi limbah organik dan menjaga ekosistem embung, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Ke depan, pengelolaan eco-enzyme diharapkan bisa dikembangkan menjadi usaha berbasis masyarakat dengan dukungan pelatihan lanjutan terkait pemasaran, pengemasan, dan distribusi.
Sebagai inisiatif mahasiswa KKN Undip, program ini menjadi contoh nyata pemanfaatan limbah organik rumah tangga untuk keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Girimargo.